Ketua persatuan ulama muslim sedunia; Al-Allamah DR. Yusuf
Al-Qardhawi, merespon seruan Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, agar
negara-negara teluk berpindah dari fase ta'awun (kerjasama) kepada fase ittihad
(persatuan). Beliau menegaskan bahwa "Persatuan menjadi kebutuhan besar di
dunia yang semakin beraliansi ini."
DR. Yusuf Al-Qardhawi menyampaikan hal itu dalam acara
Asy-Syariah wal Hayat yang dipancarkan oleh chanel Aljazeera. Beliau berkata,
"Persatuan kini menjadi kebutuhan besar di dunia yang kian beraliansi.
Bersatunya negara-negara akan memberikan keuntungan besar bagi rakyat."
Syekh Yusuf Al-Qardhawi meminta agar warga teluk menjadi
contoh persatuan di tengah di dunia Arab dan Islam. Beliau juga berharap agar
lima negara Arab barat juga bersatu.
Adapun tentang bahaya rasial di tengah masyarakat Islam dan
Arab, Syekh Qardhawi menyerukan agar keberpihakan tidak dibangun berdasarkan
hal ini.
Al-Qardhawi juga mengkritik PM Irak; Nuri Al-Maliki dengan
mengatakan bahwa dia ingin menjadikan Irak sebagai pengikut Iran dan
mengelurkan anggaran yang besar untuk membantu rezim Suriah dalam menghadapi
rakyat yang menentangnya.
Beliau menegaskan bahwa "Irak bukan iran, dia wajib
menjadi pribadi independen." Ditegaskan pula bahwa sumber dasar
perselisishan antara Al-Maliki dan Thariq Al-Hasyimi, wakil presiden Irak,
sebabnya adalah 'bahwa pihak kedua (Al-Hasyimi) menolak program Al-Maliki.' Yang
hendak mengekor dengan kepentingan Teheran serta menguras harta Irak untuk
menyelamatkan rezim Suriah.
Seminggu sebelumnya, Syekh telah menyerukan agar negara teluk
bersatu. Hal itu disampaikan tak lama setelah usulan Raja Abdullah bin
Abdulaziz yang disampaikan pada pertemuan tingkat tinggi ke 32 persatuan negara
teluk yang diselenggarakan di Riyadh.[Islamtoday/ak]
0 komentar:
Posting Komentar